Young ASEAN Islamic Future Leader Summit (YAIFLS) 2025: Merajut Kepemimpinan Islami melalui Homestay dan Tradisi Terengganu

Young ASEAN Islamic Future Leader Summit (YAIFLS) 2025 berlangsung pada 3-7 Agustus 2025 di Terengganu, Malaysia. Acara ini merupakan inisiatif strategis yang diinisiasi oleh Koperatif Homestay Teluk Ketapang (KHTK), bekerja sama dengan berbagai institusi pendidikan seperti Universiti Sultan Zainal Abidin (UniSZA), Real Edu Indonesia, Politeknik Hulu Terengganu, Museum Negeri Terengganu, serta Tourism Malaysia. YAIFLS bertujuan untuk menguatkan hubungan antar generasi pemimpin muda Islam ASEAN dalam lingkup kepemimpinan, pendidikan, dan budaya Islami.

Acara ini dirancang sebagai forum penguatan kepemimpinan generasi muda Islam di kawasan ASEAN, dengan menghadirkan lebih dari 120 mahasiswa ASEAN dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, Malaysia, dan Thailand.

Demi memperluas jaringan akademis dan memperkaya pengalaman pariwisatan budaya, Sekolah Tinggi Pariwisata Bogor (STP Bogor) mendelegasikan mahasiswanya untuk mengambil bagian dalam YAIFLS 2025. Hal ini menegaskan komitmen institusi dalam membekali mahasiswa dengan soft skills kepemimpinan berbasis budaya dan pengalaman lintas negara.

Dua mahasiswa Program Studi D4 Perhotelan Sekolah Tinggi Pariwisata Bogor (STPB), yakni Adinda Dwi Lestari dan Azzuhra Syifa Putri Harza, resmi menjadi delegasi dalam ajang Young ASEAN Islamic Future Leader Summit (YAIFLS) 2025 yang diselenggarakan pada 3–7 Agustus 2025 di Terengganu, Malaysia. Keduanya aktif terlibat dalam seluruh rangkaian kegiatan, mulai dari homestay bersama keluarga lokal Terengganu, eksplorasi budaya Melayu-Islam, hingga kuliah umum dan forum kepemimpinan yang dilaksanakan di kampus-kampus ternama seperti Universiti Malaysia Terengganu (UMT), Politeknik Hulu Terengganu (PHT), dan Universiti Sultan Zainal Abidin (UniSZA). Keikutsertaan Adinda dan Azzuhra tidak hanya memperkuat jejaring internasional STP Bogor, tetapi juga menjadi representasi nyata generasi muda pariwisata Indonesia yang siap bersaing di kancah ASEAN dengan tetap menjunjung nilai-nilai budaya dan keislaman.

Salah satu inti program YAIFLS adalah homestay lokal yang dikelola KHTK, di mana para peserta tinggal bersama keluarga lokal selama rangkaian acara. Model ini memberi pengalaman budaya nyata: mulai dari kehidupan keluarga sehari-hari, santapan tradisional, hingga nilai-nilai Islami dalam keseharian.

Selain homestay dan kunjungan budaya, YAIFLS menyelenggarakan sejumlah program yang menyatukan pendekatan soft skills kepemimpinan dan eksplorasi budaya:

  • Forum Akademis dan Kepemimpinan: Diskusi oleh akademisi terkemuka seperti Prof. Madya Dr. Berhanuddin Abdullah, Prof. Madya Dr. Wan Yusof Wan Chik, dan Dr. Wan Omar Ali Saifuddin Wan Ismail mengenai Kepemimpinan Islam dan Good Governance.

  • Fun Day dan kegiatan outdoor seperti flying fox, hill climbing, serta eksplorasi nusantara di Politeknik Hulu Terengganu yang turut meningkatkan kerja sama dan pengalaman kolaboratif.

  • Kunjungan akademik ke kampus seperti UMT dan UniSZA memperluas perspektif sistem pendidikan dan kolaborasi antar institusi ASEAN.

YAIFLS 2025 menunjukkan bahwa homestay Islami dan kekayaan budaya Terengganu bisa menjadi fondasi kuat bagi pemimpin muda ASEAN. Transformasi peserta dari sekadar mahasiswa menjadi agen perubahan membuktikan pentingnya budaya dalam membangun karakter. Harmonisasi budaya dan akademis dalam forum ini memperlihatkan bahwa kepemimpinan Islami tidak bisa dilepaskan dari konteks sosial dan tradisi lokal. Model ini bisa menjadi acuan penyelenggaraan konferensi internasional yang berfokus pada budaya dan edukasi.

Scroll to Top