
Bogor, 15 Juni 2025 – Dalam semangat membangkitkan sektor pariwisata lokal yang terdampak kebijakan pembatasan study tour lintas provinsi, mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bogor sukses menyelenggarakan Bogor Travel Fairphoria 2025 yang berkolaborasi dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor dan ASITA Kota Bogor, sebuah pameran wisata atau travelmart dan art performance yang digelar pada Minggu, 15 Juni 2025 di Mall Botani Square, Kota Bogor.
Mengangkat konsep edukatif dan interaktif, acara ini menjadi ruang bagi generasi muda untuk mempromosikan destinasi lokal serta mendorong kesadaran masyarakat terhadap potensi wisata daerah. Ketua pelaksana, Az Zahra, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk adaptasi dan inovasi mahasiswa STP Bogor dalam menyikapi tantangan industri pariwisata saat ini.
Ibu Laurinciana S. Sambuanga selaku Ketua STP Bogor mengatakan awalnya sempat pesimis dengan kebijakan pemerintah terbaru seperti efisiensi, khawatir tidak akan ada peserta. Namun semangat mahasiswa STP Bogor terus optimis untuk mengadakan kegiatan yang berkonsep B2C (Business to Customer) ini. Tidak lupa tagline kegiatan ini mengusung “Jaga Lembur, Jaga Budaya, Jaga Wisata” yang merupakan wujud tekad kami menjaga alam, budaya dan potensi lokal secara beriringan.
Walikota Bogor, Pak Dedie A. Rachim, memberikan perhatian terhadap penyelenggaraan Bogor Travel Fairphoria 2025 meskipun sudah berencana akan hadir tapi ternyata berhalangan hadir. Kata sambutan disampaikan melalui perwakilan, yaitu Ibu Iceu Pujiati selaku Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi atas inisiatif mahasiswa STP Bogor dalam mendorong promosi wisata lokal melalui pendekatan kreatif dan kolaboratif. Kehadiran pemerintah dalam acara ini menjadi bentuk dukungan nyata terhadap gerakan penguatan sektor pariwisata berbasis generasi muda dan komunitas lokal.
Kolaborasi Pelaku Wisata
Sebanyak 18 pelaku industri pariwisata ikut ambil bagian, mulai dari agen perjalanan hingga hotel, dari Bogor dan Jabodetabek. Pengunjung tak hanya dapat berkonsultasi langsung mengenai paket wisata, tetapi juga menikmati berbagai produk lokal seperti kuliner khas, kerajinan tangan, dan layanan kecantikan. Diantaranya adalah Tim Travel (Jakarta), Ancol (Jakarta), Dufan (Jakarta), Destination Management Consultant (Bogor), Econique (Jakarta), Rivera (Bogor), The Jungle (Bogor), Navigatour (Bogor), Ventour (Depok), Liburansejenak (Bogor), Marvee (Bogor), Kangsewa (Bogor), Dua Satu Trasindo (Jakarta), Royal Tulip Gunung Geulis Hotel (Bogor), Hotel Royal Pajajaran (Bogor), Royal Hotel (Bogor), Grand Savero Hotel (Bogor), dan Swiss-belhotel (Bogor).
Dalam kesempatan ini Ibu Iceu Pujiati selaku Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor, ditemani ibu Laurinciana selaku ketua STP Bogor dan ibu Ani selaku ketua ASITA, juga berkeliling mengunjungi setiap tenant dan berinteraksi dengan program dan promo apa saja yang dibawa oleh peserta tenant dalam kegiatan Travel mart ini. Juga tidak lupa bahwa Bogor FairPhoria ini juga sebagai rangkaian HUT Kota Bogor ke 543, sehingga peserta tenant menyediakan promo-promo menarik dalam keikutesertaannya merayakan Hari Jadi Bogor.
Bu Iceu juga menekankan bahwa kolaborasi dari berbagai pihak dan para tenant travel mart yang hadir bukan hanya dari Bogor, sehingga harus terus berdampingan untuk memajukan pariwisata daerah. Ibu Iceu juga kembali announce bahwa sudah ada aplikasi LAKSA (Layanan Informasi Kepariwisataan Kota Bogor) untuk memajukan pariwisata Kota Bogor.
Talkshow Berskala Nasional
Travel Fairphoria juga menghadirkan dua sesi talkshow inspiratif.
Sesi pertama bertema “Strategi dan Adaptasi Terhadap Kebijakan Pariwisata Lokal dan Global” menghadirkan tokoh nasional di bidang pariwisata, antara lain:
- Dr. Budi Supriyanto (Asisten Deputi Industri & Investasi, Kemenparekraf)
- Hj. Anni Nuraini, STP.,MT. (Ketua ASITA Kota Bogor)
- Ayip Samsul Muarip, S.E.,M.Si (Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor)
Di tengah larangan study tour dan perubahan pola pengeluaran pemerintah, perlu langkah konkret dari seluruh pemangku kepentingan—termasuk akademisi, pelaku usaha, komunitas lokal, dan pemerintah—untuk menjaga keberlangsungan dan pertumbuhan sektor pariwisata.
Melalui berbagai program unggulan Kementerian Pariwisata 2025 seperti Digitalisasi, Tourism 5.0, pengembangan desa wisata, dan event pariwisata berkelas dunia, sektor ini diarahkan untuk menjadi lebih efisien, inklusif, dan berkelanjutan.
Pendekatan berbasis data, efisiensi sumber daya, dan prinsip ekonomi sirkular menjadi kunci dalam menciptakan sistem pariwisata yang tangguh. Di sisi lain, perluasan pasar melalui segmentasi, positioning, serta digital marketing terintegrasi memungkinkan penyesuaian terhadap preferensi wisatawan modern.
Keseluruhan materi menunjukkan bahwa masa depan pariwisata Indonesia bergantung pada kemampuan semua pihak untuk berinovasi, bersinergi, dan bertransformasi secara digital dan sosial, guna menciptakan pengalaman wisata yang berkualitas dan berdaya saing global.
Sesi kedua bertajuk “The Digital Future of Tourism and Hospitality”, membahas peran inovasi digital dalam pariwisata bersama:
- Putra Pratama, Co-Founder SPAZIE
- Benarivo Triadi Putra, CEO Atourin
Keduanya mengulas peran teknologi dalam menciptakan pengalaman wisata yang lebih efisien, personal, dan terintegrasi—mulai dari pemanfaatan platform digital untuk reservasi dan itinerary hingga strategi pemasaran destinasi berbasis data. Sesi ini diharapkan membuka wawasan baru tentang pentingnya adaptasi digital bagi pelaku industri maupun generasi muda di sektor pariwisata.
Pengembangan digital untuk mendukung pariwisata tetap membutuhkan human touch, sehingga kemudian mahasiswa penerus tidak perlu khawatir dengan kehadiran AI pada era digitalisasi ini. Digitalisasi mendukung pariwisata, sehingga kolaborasi antar pihal sangat dibutuhkan termasuk akademisi. Inovasi digital yang diimplementasikan pada bidang pariwisata sangat membantu wisatawan dan pengelola. Bagi wisatawan, misalnya dengan informasi yang didapatkan secara realtime dapat memudahkan dan mengoptimasi kebutuhan wisatawan ketika berwisata. Bagi pengelola, dapat mengefisiensikan waktu, tenaga atau bahkan uang untuk pelayanan terhadap wisatawan.
Seni, Budaya, Cooking dan Mixology Show
Kemeriahan acara semakin lengkap dengan penampilan seni dari komunitas lokal dan mahasiswa STP Bogor, mulai dari tari tradisional, modern dance, solo vokal, hingga pertunjukan mixology (meracik minuman) yang mengundang antusiasme pengunjung mall.
Fairphoria juga mempersembahkan fashion show hasil kolaborasi dengan UMKM lokal, pertunjukan band, dan kelas memasak yang memperkaya pengalaman pengunjung dari berbagai kalangan.
Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, Bogor Travel Fairphoria 2025 menjadi bukti nyata kontribusi mahasiswa STP Bogor dalam mendorong pertumbuhan pariwisata domestik yang inklusif dan berkelanjutan.